Penelitian yang dilakukan oleh Dr A Richey Sharrett dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Baltimore, Amerika Serikat menemukan bahwa ada hubungan antara pengidap diabetes tipe 2 dengan berkurangnya fungsi kognitif pada otak. Hal ini menyebabkan mereka memiliki risiko tinggi terserang demensia.
Penelitian Dr Sharrett dilakukan pada 13.351 orang dewasa yang berkunjung ke fasilitas kesehatan John Hopkins. Kemampuan kognitif mereka dievaluasi tiap tahun mulai dari tahun 1990 sampai 2014.
Hasilnya, ditemukan adanya penurunan fungsi kognitif pada otak yang mengindikasikan adanya risiko demensia. Penururan terbesar ditemukan pada pasien diabetes yang tak mengontrol gula darah.
Sebaliknya, mereka yang mengontrol gula darahnya dengan baik ternyata memiliki risiko lebih rendah, hampir sama seperti partisipan yang tak memiliki diabetes. Dr Sharrbett mengatakan bahwa meski butuh diteliti lebih jauh soal penyebab dan faktor lainnya, penelitiannya membuktikan bahwa demensia dapat dicegah dengan melakukan gaya hidup sehat.
"Penelitian ini memiliki rentang waktu 20 tahun. Jadi sangat tepat jika Anda memulai langkah pencegahan demensia mulai dari sekarang, bukan ketika Anda berumur 50 tahun," ungkapnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (3/12/2014).
Gail Musen, peneliti dari Joslin Diabetes Center di Boston, mengatakan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa gula darah yang tinggi berpengaruh terhadap kemampuan otak, meskipun orang tersebut tidak mengidap diabetes. Karena itu, ia berpesan agar orang mulai menjaga hidupnya sejak sekarang, meskipun Anda sedang berada di usia 20 atau 30 tahun.
"Jagalah hidup Anda. Peningkatan yang kecil saja pada gula darah berpengaruh pada otak, karena itu cegah diabetes dan demensia sekaligus dengan cara menjaga pola makan, olahraga teratur dan cukupi tidur," pungkas Musen yang tak terlibat dalam penelitian.
http://health.detik.com/