Pada pasien diabetes, terjadi perubahan oral seperti mulut kering, sensasi mulut terbakar, risiko karies (gigi berlubang) meningkat, serta terjadi perubahan pada gusi dan jaringan periodontal (penyangga gigi), demikian diungkapkan drg Sandra Olivia, MARS, SpPerio dari Illena Dental Clinic Matraman.
"Risiko ini lebih tinggi pada orang dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Pada pasien diabetes, sirkulasi gula darah kurang baik hingga jaringan gusi lebih rentan infeksi. Apalagi diabetes bikin imunitas turun hingga rentan infeksi," tutur drg Sandra.
"Orang diabetes yang tidak terkontrol gula darahnya, kondisi gusi dan tulang gigi gampang rusak dan bengkak. Kalau dilihat di rontgen tulang yang harusnya putih justru kelihatan hitam karena tulang rusak hingga giginya goyang dan lepas tiba-tiba," lanjut drg Sarah.
Oleh karenanya, diperlukan manajemen diabetes dan perawatan gigi, gusi, dan mulut dua kali lebih baik. Hal itu diutarakan drg Sandra dalam Diskusi Media 'Masalah Gusi Pada Pasien Diabetes dan Perokok' di ANZ Tower, Jakarta, seperti ditulis Kamis (30/10/2014).
Untuk itu, drg Sandra menyarankan sebaiknya orang dengan diabetes lebih rutin kontrol ke dokter gigi, lebih sering misalnya 3 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi tidak apa-apa. Lalu, sikat gigi minimal dua kali, sehabis sarapan dan sebelum tidur.
"Saat menyikat gigi, jangan terlalu keras. Sebetulnya semua orang juga nggak boleh menyikat gigi terlalu keras karena bisa memicu abrasi gusi. Sikatnya nggak harus bulu yang lebih lembut, tapi usahakan mengecil di ujungnya. Jangan lupa konsultasikan masalah gigi dan mulut dengan dokter internisnya ya," pesan drg Sandra.
http://health.detik.com/